Sexy Pink Lips

Jumat, 08 April 2016

Tempat Wisata Laut Manado - Sulawesi Utara.

Hallo Blogger.. Hari ini gw mau Share tempat-tempat wisata khususnya wisata laut yang ada di Manado, Sulawesi Utara. Bagi yang Hobby Travelling dan Vacation wajib untuk mengunjungi tempat-tempat wisata ini.


1. Bunaken Island.

Bunaken atau yang di kenal dengan Taman Nasional Bunaken merupakan tempat wisata yang berada di Teluk Manado - Sulawesi Utara dengan luas sekitar 8,08 km persegi, tempat wisata ini merupakan salah satu bagian dari pemeritahan kota Manado yang merupakan ibukota Sulawesi Utara. di sini terdapat sebuah Taman Laut yang sangat indah yang terdapat di sekitar pulau Manado Tua ( Mantehage dan Siladen ). untuk menikmati suasana bawah laut Bunaken Anda harus menyelam kedalam dan bergerak mengikuti irama ombak yang mengalir. Bunaken merupakan salah satu Tempat wisata di Indonesia yang sudah mendunia. Karena keanekaragaman Wisata bawah laut dan ratusan juta Spesies di dalamnya Bunaken untuk yang pertama kalinya di Indonesia di Buka Sail Bunaken yang di resmikan oleh Pemerintah Sulawesi Utara beberapa Tahun yang lalu, tidak hanya di meriahkan oleh masyarakat Manado sendiri tetapi dalam acara tersebut di hadiri oleh Beberapa Negara di belahan Dunia. Khususnya negara-negara Besar, seperti Amerika Serikat. Di Bunaken Kalian bisa Diving dan Snorkeling untuk bisa melihat Indahnya Bawah Laut dan Spesies bawah laut di dalamnya. 




2. Siladen Island.

Tidak Hanya Bunaken, Pulau Siladen juga terkenal dengan wisata Pantainya. jarak dari Bunaken dan Siladen sangat berdekatan sehingga kalian bisa menyebrang dari Bunaken Untuk pergi ke Pulau Siladen, karena letaknya bersebelahan dengan Pulau Bunaken. sama seperti Bunaken. kalian bisa menikmati pemandangan pantai, mulai dari snorkeling dan Diving. di Siladen juga terdapat Resort yang sangat bagus untuk menjadi tempat penginapan buat kalian apabila kalian ini menginap di Pulau Siladen. 




3. Nain Island. 

Blogger, jangan ketinggalan sama Pulau yang satu ini, Pulau Nain. Pulau ini memang belum banyak di ketahui oleh para wisatawan Domestik maupun Internasional. karena Nain sangat jarang di kunjungi oleh Wisatawan-wisatawan. kalau kalian ke Pulau Nain, harus Disaat Air laut lagi surut. karena untuk mendapatkan keindahan Pantai dari pulau Nain ini di saat air laut surut. saran gw kalau mau ke pulau nain harus jam 6 pagi. tapi ketika kalian sampai di pulau nain. rasa Bete dan Capek kalian pasti terbayar, karena keindahan pantai tersebut. kalian bisa menikmati Indahnya Airnya yang dikatakan sebagai Crystal water, dan pasir putih yang nampak di balik Kilauan Air Lautnya. jarak dari Pulau Bunaken dan Siladen memang agak berjauhan dan memakan waktu hampir dari 1 jam. dalam perjalanan ke Pulau Nain kalian bisa bertemu sekelompok Lumba-lumba, heheheheh seru kan.. 




4. Lihaga Island.

Pulau Lihaga merupakan pulau kecil tak berpenghuni, Lihaga merupakan pulau yang terkenal dengan keindahan pantainya. Kombinasi putihnya pasir pantai dan birunya air laut merupakan daya tarik utama pulau ini. Apalagi karena pantainya masih belum ‘terlalu dikotori’ oleh turis atau wisatawan-wisatan Domestik dan Internasional. Menuju pulau ini dimulai dari pelabuhan perahu di kampung kecil bernama Serei, Likupang. Jarak tempuh ke pelabuhan ini adalah sekitar 45 menit berkendara. memang memakan waktu yang sangat lama, jika di bandingkan dengan pula bunaken dan pulau Siladen maupun Nain. Jaraknya sangat jauh. karena pulau ini berada di Daerah Minahasa Utara, Likupang Barat, Sulawesi Utara. gak kalah menarik sama Ketiga pulau di atas kan. hehehe




4. Pulau Ganga

Pulau Gangga merupakan Pulau yang bersebelahan dengan Pulau Lihaga, keindahan Pantai yang masih sama dengan Lihaga akan tetapi pulau gangga memiliki penghuni dan masyarakatnya. berbeda dengan Pulau Lihaga yang tidak berpenghuni dan memiliki resort. pulau gangga memiliki Resort yang bisa untuk menginap. 




5. Pulau Pulisan.

Masih di sekitaran Daerah Minahasa Utara, yaitu Wilayah Likupang bagian Timur. Pantai Pulisan juga tidak kalah menarik dengan Lihaga dan Gangga. Pantai ini sudah sering di kunjungi oleh wisatawan-wisatawan. karena beberapa Bulan lalu Pulau ini telah diresmikan Oleh pemerintah sebagai tempat wisata. 




6. Pulau Lembe.

Keindahan alam di pulau Lembeh Bitung, Sulawesi Utara ini bagaikan surga kecil yang selama ini tersembunyi dan pamornya tertutup oleh Bunaken. Padahal, bagi yang kalian sudah pernah berkunjung ke sini pasti terheran-heran karena ada tempat yang sangat indah bahkan diyakini suatu saat menyamai pamor dari wilayah lain dari wisata kota Manado Dan yang menarik banyak hal di tempat ini, diantaranya keunikan flora dan fauna, yang tidak kita temukan di wilayah lain. Pulau Lembeh diyakini akan menjadi andalan wisata eksotis Sulut di masa mendatang. 





Masih banyak lagi tempat-tempat wisata yang kalian bisa temukan di Kota Manado, Sulawesi Utara. mulai dari Wisata Laut dan tempat-tempat wisata lainnya. Jika kalian mempunyai Hobby Travelling kalian wajib untuk mengunjungi tempat-tempat wisata ini. 
kekayaan alam yang pariwisata yang ada di Sulawesi Utara ini, menjadikan Sulut sebagai Kota Pariwisita di Indonesia, Selain Bali. 
Sekian Share Gw tentang Tempat wisata di kota Manado, Sulawesi Utara. mudah-mudahan bermanfaat bagi kalian ya Blogger. See yaa....


Kamis, 07 April 2016

TUGAS MULTIMEDIA

1. Tugas pertama adalah Memasukan pelangi di Foto Monas dan Menambahkan Binatang rusa dan orang-orang di dalam foto tersebut. edit memakai Adope photoshop.




2. Tugas Kedua adalah Membuat Efek Hujan dan pelangi di Foto Jeniffer Aniston. edit memakai Adope Photoshop. 

 

Sabtu, 02 April 2016

Hubungan kerjasama China dan ASEAN dalam bidang Perdagangan

PENDAHULUAN

 Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN adalah sebuah persejutuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara. Kerjasama Perdagangan ASEAN-China sudah diberlakukan sejak 01 januari 2010. Tetapi Perdagangan Bebas dengan China bukanlah langkah yang bijak. Walau terlambat, tidak usah ragu-ragu untuk menyusun stratergi dagang dengan dua cara, yaitu Defensif dan Ofensif. Sebuah terobosan yang dilakukan oleh ASEAN-Cina pada akhirnya terealisasi dalam bentuk komunitas perdagangan bebas melalaui ASEAN-Cina Free Trade Area Jika tidak, tentunya ACFTA telah dipastikan memberi efek yang buruk dan menjadi momok yang menakutkan bagi para industri kecil dan para pekerja industri. Karena pemberlakuan perdagangan bebas regional itu memang membuat volume perdagangan antar negara meningkat besar. Karena produk asing yang masuk dibuat dengan menekankan sisi ekonomis, efisien dan rendahnya biaya produksi namun dengan kualitas yang lebih baik.
            Tetapi di sisi lain pula dapat menimbulkan tekanan negatif bagi sektor-sektor tertentu yang lebih utama daripada memanjakan konsumen dengan pilihan yang beragam, yaitu sektor produksi dalam negeri. Seperti yang kita ketahui, produk-produk lokal selama ini cenderung memerlukan biaya produksi lebih besar yang dipengaruhi oleh political cost dan sebagainya.
            Rumusan masalah dalam makalah ini akan membahasa tentang Kesiapan menuju Perdagangan Bebas, Perjanjian Free Trade Area, Produk Industri dan Perdagangan Cina, Posisi Strategis ASEAN bagi Cina, dan Hubungan yang saling menguntungkan.
            Adapun tujuan dari makalah ini agar supaya pembaca mengetahui dan lebih memahami lagi tentang Perdagangan Bebas dan kerjasama Berbagai Negara dalam bidang Pertahanan Perekonomian. Apalagi dengan adanya kerja sama ASEAN-Cina bisa menguntungkan Negara-negara ASEAN dalam ASEAN Economic Community 2015 untuk menciptakan Pasar bebas di masing-masing Negara. Dalam mempelajari Ekonomi Politik Internasional pentingnya untuk kita mengetahui bahwa Pasar Bebas, atau perdagangan Bebas dan pertahanan perekonomian yang terjadi tidak hanya di Negara-negara ASEAN dan Cina, tetapi juga di semua Negara yang ada di dunia.
KERANGKA TEORI
Teori Ketergantungan/Dependency Theory
Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi Negara – negara atau di dalam suatu Kawasan tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara  –  negara lain, di mana negara – negara tertentu ini hanya  berperan sebagai penerima akibat saja.Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran.Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.[1]

Teori Saling Ketegantungan/Interdependency Theory
Teori Interdependensi atau saling ketergantungan merupakan sebuah teori yang lahir dari perspektif liberalis. Dimana saling ketergantungan disebabkan oleh kerjasama yang saling dilakukan oleh dua negara / lebih. Dalam bukunya, Yanuar Ikbar menjelaskan bahwa interdependensi merupakan saling ketergantungan yang mempertemukan kekurangan dari masing-masing negara melalui keunggulan komparatif masyarakat. Pemahaman tersebut  berdasarkan pemikiran dari Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye.[2] Penjelasan tersebut bisa menjadi landasan bagi penelitian mengenai kerjasama bilateral kedua negara. China dan ASEAN salah satunya yang melakukan hubungan kerjasama dalam bidang perekonomian. Kerjasama tersebut menyebabkan saling ketergantungan antara China dan ASEAN , dimana keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Selain itu, dengan adanya kerjasama tersebut maka pangsa pasar kedua negara semakin luas.



Teori Intergrasi/Intergration Theory

Teori intergration atau intergrasi atau integrasi regional merupakan suatu teori tentang intergrasi ataubahwa masyarakat/negara terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian  besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosialyang dijadikan sebagai dasar pada sebuah paradigma, dimana kepentingan kelompok menjadi yang utama atau dengan perkataan lain, paradigma kepentingan regional yang ada. Pada gilirannya akan memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional masing-masing. Paradigma atas kepentingan regional diformulasikan ke dalam kerjasama regional di beberapa kawasan/wilayah dunia saat ini yang akan mengarah kepada sifat pengelompokan diri ke dalam konstelasi kepentingan ekonomi regional/global.[3] Konstelasi kepentingan ekonomi ini tampaknya semakin mempertegas paradigam integrasi regional dalam aspek ekonomi-politik global dengan terbentuknya misalnya Masyarakat Ekonomi Asia.




















PEMBAHASAN
A. Kesiapan menuju perdagangan bebas.
            Saat ini Cina berperan sebagai lokomotif baru ekonomi dunia pada saat Negara-negara maju tidak dapat menggali sumber pertumbuhan baru dalam waktu dekat.[4] ACFTA adalah kendaraan penting untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua pihak dalam meningkatkan perdagangan, investasi, serta aliran barang dan jasa. Namun, sementara Cina sudah lebih siap ke arah Liberalisasi, khususnya di bidang pertanian, ASEAN masih harus lebih menyamakan dan mengkoordinasikan langkahnya kea rah perdagangan bebas ASEAN-Cina.
            Sejak tahun 1993 sampai 2003, laju pertumbhuan rata-rata untuk perdagangan ASEAN dan Cina adalah 20,8%. Sejalan dengan ini, kegiatan saling berinvestasi di antara keduanya juga meningkat. Dari tahun 1991-2000, investasi ASEAN di Cina meningkat dengan laju rata-rata 28% tiap tahun dan pada tahun 2001 mencapau 6,6% dari total investasi asing di Cina. Sebaliknya, investasi Cina di ASEAN pada tahun 2001 meningkat tajam, meskipun relatif kecil, dan mencapai 7,7% dari seluruh investasi Cina di luar.[5] Telah di perkirakan bahwa ACFTA akan meningkat ekspor ASEAN ke China sebesar 48% dan sebaliknya ekspor Cina ke ASEAN akan meningkat 55%.[6] Meskpun model perkiraan ini tidak menampilkan angka ekspor keduanya kepasar dunia, diyakini bahwa ACFTA juga akan memperkuat ekspor ASEAN dan Cina ke pasar dunia. Dengan dorongan dari pemerintah Cina dan adanya ACFTA, para ekonom potimis investasi perusahaan-perusahaan Cina di ASEAN akan meningkat. Berbagai perusahaan Cina bisa membangun pusat-pusat Research dan Development (R&D) di Negara-negara ASEAN yang sudah maju teknologinya dan sebagian lagi bisa berinvestasi pada proyek pengembangan sumber alam di Negara-negara ASEAN yang memiliki banyak sumber daya alam. Dengan pertumbuhan ekonomi yang di dorong investasi dan kekuatan konsumsi domestic, tantangan utama bagi ekonomi Cina di masa depan adalah kebutuhan mendesak untuk membangun institusi yang paktis, transparan, dan efektif yang mampu menetapkan dan berfungsi dengan baik. Di sisi lain, daya tarik Cina yang semakin kuat menimbulkan kesan posisi ASEAN semakin lemah. Oleh karena itu, di samping potimisme yang telah diuraikan di atas, muncul juga pandangan yang menganggap terlalu awal untuk memastikan keberhasilan yang substansial dari perjanjian perdagangan bebas. Penerimaan Negara-negara ASEAN atas pendekatan dan tawaran Cina untuk lebih meningkatkan kerja sama tidak bisa dikatakan sepenuh hati, terlepas dari persetujuan di tingkat pompinan. Langkah-langah inisiatif Cina di bidang ekonomi tidak dapat menghapus kenyataan bahwa Cina dan hampir semua anggota ASEAN sebenarnya bersaing di pasar ekspor dunia.  Lebih lanjut, ASEAN menyadari juga persaingannya dengan Cina dalam menarik investasi asin. Masalahnya adalah meluasnya keyakinan bahwa banyak investor meninggalkan ASEAN dan berpaling ke Cina. Meskpiun pemberitaan merosotnya investasi asing di ASEAN kadang-kadang agak berlebihan, persepsi yang muncul di Asia Tenggara adalah bahwa mengalirnya investasi asing ke Cina menimbulkan dampak negative bagi wilayah di sekitarnya. Persepsi ini mendorong tumbuhnya rasa terancam di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Meskipun ASEAN-Cina FTA diyakini bisa meperluas perdagangan, wilayah perdagangan bebas yang demikian luas dapat menciptakan biaya yang tidak sedikit menyangkut ketentuan asal barang serta pengawasan dan implementasi administrasinya. Selanjutnya, hal ini bisa menimbulkan kerumitan ketika beberapa anggota ASEAN dan Cina terlibat dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas yang terpisah sekaligus saling tumpang tindih.
B. Perjanjian Free Trade Area (FTA)
            Pemerintah melalui Perdagangan pada tanggal 28 februari 2009 lalu, bersama sejumlah menteri perdagangan ASEAN, Australia dan New Saeland telah menandatangani Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-New Zaeland atau AANZ-FTA, yakni perjanjian kerjasama untuk melakukan perdagangan bebas di antara negara-negara tersebut. Sementara itu perjanjian ASEAN-China sudah akan mulai berlaku sejak bulan Januari 2010. Bahkan Menteri Perdagangan ASEAN telah membahas kerangka penyusunan FTA dengan Uni Eropa dan India. Pokok dari perjanjian tersebut adalah masing-masing negara akan meurunkan tarif BEA masuk barang dan jasa dari negara-negara yang terlibat perjanjian menjadi nol persen (0%) dengan tahapan-tahapan yang disepakati. Pada perjanjian AANZA-FTA, sekitar 87% dari pos tarif Indonesia bertahap akan menjadi nol persen pada 2015, atau sekitar 13% tarif menjadi nol persen pada 2009. Dari Australia, 92% menjadi nol persen di tahun pertama.[7] Sementara produk pertenakan, seperti daging dan susu, dari kedua negara itu dinolkan pada 2017-2020. Di saat bersamaan China agresif mendorong ekspor ke luar negeri dengan kebijakan yang bersaing. China menerapkan tarif pajak hingga nol persen. Hal ini akan menekan harga ekspor. Dengan produksi massal, biaya produksi produk-produk China rendah karena biaya /unit lebih rendah. Produk-produk yang murah tersebut, membanjiri pasar-pasar nasional dengan harga murah. Indonesia lalu dipaksa menampilkan produk-produk yang memiliki keunggulan komperatif tertentu, seperti batik dan melakukan subtitusi impor dengan berupaya mengatasi masalah-masalah impor. Indonesia sulit menjadwal ulang perdagangan bebas ASEAN-China karena kesepakatannya cukup lama. Yang dapat dilakukan adalah bagaimana negara-negara tersebut menghindari praktik-praktik yang tidak sehat dalam perdagangan.
            Kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan China. Kerangka kerjasama kKawasan perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN –China free Trade Area, ACFTA) yaitu suatu kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Camboja pada 04 november 2002 lalu dengan ditunjukkan bagi pembentukkan kawasan perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 01 januari 2010. Setelah pembentukan ini ia hanya menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar sedunia dalam ukuran jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan setelah kawasan perekonomian Eropa dan NAFTA.
            Memang akan selalu ada kekhawatiran mengenai dampak perdagangan bebas terhadap pasar domestik. Begitu pula dengan China-ASEAN Free Trade Area yang telah diberlakukan per tanggal 01 januari 2010. Dengan adanya FTA tersebut, 90% produk China dan ASEAN akan menikmati tarif nol persen. Meski demikian, tidak semua produk dagang yang dihilangkan tarifnya. Setidaknya ada 288 pos tarif yang diusulkan oleh pemerintah agar tidak dihilangkan tarifnya karena dianggap belum siap berkompetisi dalam pasar bebas.[8]

C. Produk Industri dan Perdagangan China.
            Sejak berkembangnya Perekonomian Cina melalui Industri dan perdagangan pada tahun 2005, cina mengalami peningkatan yang amat berarti. Begitu pula dampak keanggotaan Cina di WTO juga telah memberikan arti yang positif. Dengan kata lain terintegrasinya kegiatan perekonomian, perdagangan dan industry Cina dengan pasar global telah menyebabkan terjadinya ekspansi besar-besaran dari industry manufaktur Cina ke seluruh dunia. Dengan demikian keanggotaan China di WTO turut mendorong terbukanya berbagai kegiatan industry di berbagai sector di tingkat domestic. Mulai dari industry manufaktur dan kendaraan bermotor ke; domestic retail and created greater foreign competition.[9]
            Ketergantungan Cina dalam hal perdagangan menunjukkan perkembangan yang cukup besar (49,6%), dengan ratio ketergantungan pada ekspor (26,0%), dan impor (23,6%).[10] Seiring dengan peningkatan perdagangan Cina, produksi raw material juga mengalami pertumbuhan yang pesat. pada tahun 2004, nilai tambah dari pelelehan dan pencetakkan dari logam fero (ferrous) meningkat 26,8% di banding tahun sebelumnya: sedangkan logam Nonfero mencapai kenaikan 22,4%; dan produk mineral non logam meningkat 19,9%. Di antaranya produk bahan mentahutama, output dari baja mentah adalah 273 juta ton naik 22,7%; rolled steel 297 juta ton mengalami kenaikan 23,3%. Output dari semen adlah 970 juta ton, naik 12,5%. Pertumbhuan yang cukup baik juga terjadi pada sector manufaktur. Pertumbuhan industry manufaktur peralatan dan mesin elektrik naik 17,7% sedangkan industry peralatan transportasi naik 14%.
Data pengeluaran Produk Industri
Item
2002
2003
2004

Chemical Fiber (10000 tons)
991.20
1181.15
1424.50

Yarn (10000 tons)
850.00
983.58
1120.00

Cloth (100 milions sets)
322.39
353.52
420.00

Electric Fans (10000 sets)
10761.33
12980.92


Air Conditioners (10000 sets)
3135.11
4820.86
6646.20

Salt (10000 tons)
3602.43
3437.70
3710.00

Sugar (10000 tons)
926.00
1083.94
1018.00

Cigarettes (10000 tons)
3467.08
3580.86


Chemical Medicine (10000 tons)
73.93
99.42


Color Television Sets (10000 sets)
5155.00
6541.40
7328.80

Video Recorder (10000 sets)
1562.02
2029.47


Cameras (10000 sets)
5309.61
6198.14


Chemical Fertilizers (10000 tons)




Chemical Fertilizers (net content)
(10000 tons)
3791.00
3881.31
4469.50

Plastics (10000 tons)
1455.67
1652.08


Synthetic Rubber (10000 tons)
136.21
134.83


Tires (10000 tons)
16306.59
19311.96


Cars
109.20
202.01
231.40

Mobile Telephone (10000 units)
12146.35
18231.37
23344.60

Sumber : China Statistical Year Book, 2006
            Ini yang menyebabkan Cina berkembang dengan sangat cepat. Cina sudah menunjukkan kebijakan produk dan perdagangannya yang demikian aktif dan progresif. Perkembangan tersebut dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan kauntitas maupun kualitas yang mengagumkan. Pertumbuhan ekonomi terus mengalami dinamika pengingkatan kemajuan yang cukup dasyat. Demikian pula dalam hal perkembangan perdagangan Cina yang tidak hanya meningkat bahkan mini Cina muncul sebagai ‘one of the ginat market’. Kemajuan dan perkembangan Cina telah yang demikian besar dan aktif tersebut agaknya mempunyai nenerapa arti. Dengan perkembangan perdagangan dan industry Cina yang semakin meningkat dan membuahkan banyak ASEAN mengkhawatirkan dengan pengembangan pasar Cina tersebut. Hal ini menyebabkan pihak ASEAN sedang melakukan berbagai cara untuk mencegah dominasi Cina atas perdagangan dan investasinya di wilayah Asia Tenggara.[11] Pada prinsipnya ASEAN tidak mau tenggelam dibawah baying baying China. Di samping itu ASEAN pun ingin mempertahankan posisinya sebagai pihak penentu dan sebagai organisasi regional yang terbuka tetap relevan bagi para anggotanya sendiri.
            Namun China pun cukup tanggap atas reaksi ASEAN. Karena itu tampaknya China sedang menggagas FTA bilateral atau hubungan 2 arah secara tersendiri dengan beberapa Negara anggota ASEAN, Reaksi China tersebut tentunya akan melemahkan posisi ASEAN.[12] Misalnya, posisi ASEAN sebagai ‘payung perdagangan dan investasi’ akan memudar. Karena kerjasama maupun hubungan ekonomi yang lebih menguntungkan secara bilateral tentunya lebih baik diprioritaskan, selama integrasi ekonomi ASEAN masih hanya sebagai ‘kata-kata indah’ di atas kertas perjanjian. Kedua, tampaknya China pun dapat mendikte ASEAN, karena posisi China selama beberapa tahun terakhir (2003-2006) dengan trade surplus-nya terhadap ASEAN-5 cukup kuat.Akibatnya menjadi penting bagi ASEAN untuk segera mempercepat dan membuat konsolidasi internal dalam hal isu-isu di seputar integrasi ekonomi menjadi benar-benar nyata. Di samping ASEAN sudah harus serius dan focus pada perundingan FTA dengan China, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Australia, dan India. Dengan demikian persoalan sanksi maupun para anggota ASEAN yang tidak memenuhi janjinya dalam perundingan FTA tersebut, tampaknya sudah perlu mendapat ‘teguran’ keras dan tegas. Kalau proses teguran tersebut tidak dilaksanakan, tentunya akan menjadi sulit bagi ASEAN untuk menjadi ‘payung’ perdagangan dan investasi bagi para anggotanya.
D. Posisi Strategis ASEAN bagi Cina.
            Hubungan antara ASEAN dan Cina sebenarnya secara positif sudah terjalin semenjak tahun 1990-an atau sejak ASEAN diakui Cina sebagai suatu komunitas yang menjanjikan di bidang perekonomian. Dalam kegiatan-kegiatan ASEAN di bidang perekonomian, sering kali Cina hadir sebagai pihak yang di undang atau bahkan menjadi konsultan ekonomi bagi aktivitas perekonomian ASEAN. Strategi ini berdampak pada eksistensi Cina dalam kawasan ASEAN sebagi subyek yang turut serta dalam perkembangan perdagangan internasional kawasan. jadi suatu kewajaran bila Cina karena pengalamannya berdagang di kawasan Asia Tenggara sekaligus penerimaan ASEAN demi kemudahan investasi.[13] Guna mewujudkan tekadnya memperkuat perekonomian, Cina lebih berkepetinga menjalin hubungan yang lebih erat dengan ASEAN. Pada tahun 1994, Cina menjadi mitra dalam ARF dan sejak tahun 1996 menadi mitra dialog ASEAN. Sementara itu, pada tahun 2001 Cina mengusulkan adanya perdagangan bebas antara ASEAN dan Cina. Pada waktu itu, Cina mengusulkan suatu kawasan perdagangan bebas FTA dengan ASEAN dalam konsep ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Kesepakatan ACFTA di tandatangani bersama pada KTT ASEAN di Vientiane, Laos, tahun 2001. Dari penyusunan dan penandatangan perjanjian itu, tampaknya Cina lebih bersemangat dan berharap mendapat keuntungan dari perjanjian ASEAN-Cina tersebut. Dari kenyataan tersebut terkesan bahwa ASEAN lebih bernilai strategis bagi Cina di bandingkan dengan nilai strategis Cina bagian ASEAN. Pada tahun 2003 Cina menjadi pihak di luar ASEAN yang pertama kali menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama (Treaty of Amity and Cooperation /TAC).
            Tidak hanya para pemimpin-pemimpin Cina yang berusaha mentransformasikan modal menjadi kesempatan untuk mendorong elitee berbagai masyarakat dari Cina juga berusaha keras memproduksikan barang langsung dari Cina. Kerja keras dan keuletan dari Negara Cina sudah tampak terlihat jelas kalau Cina adalah Negara paling produktif di seluruh dunia dan hasilnya dapat di lihat di pasar dunia. Desain dan harga di buat menarik sehingga produk-produk Cina bisa bersaing dengan Negara-negara lain, dan banyak di minati oleh berbagai Negara di belahan dunia, termasuk di Negara-negara ASEAN. Secara nyata kini dan masa depan, Cina akan terus membutuhkan energy serta bahan mentah untuk produksinya yang besar. Merupakan kebutuh amat riil untuk bebas menjual produknya ke suatu wilayah dan mendapatkan suplai bahan baku dan energy. Oleh karena itu, ASEAN menjadi mitra strategis bagi kepentingan Cina.
            Menangkap peluang dari Cina, Negara-negara ASEAN sudah lama mengidealkan integrasi ekonomi dan perdagangan bebas sebagai alat untuk meningkatkan daya saing. Hal ini merupakan tuntutan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angkah kemiskinan serta untuk mewujudkan pembangunan yang setara dan inklusif dalam ASEAN dan dengan Negara-negara mitra. Pembangunan pesat Cina menjanjikan keuntungan karena membutuhkan bahan baku dan energy dari Negara-negara ASEAN. Selain pasar bahan bau, Cina juga merupakan pasar potensial bagi produk-produk dari ASEAN. Sebagai produsen bahan baku dan energy, Negara ASEAN akan di untungkan. Akan tetapi, sebagai produsen manufaktur barang-barang manufaktur, cina akan lebih diuntungkan daripada ASEAN.
            Meskipun bisa diperkirakan dampak Negatifnya, saat ini focus utamanya adalah peluang besar dari pertumbuhan di Cina. Karena bagaimanapun juga, pertumbuhan ekonomi Cina adalah perkembangan yang tidak bisa di abaikan. Dengan demikian, ASEAN dan Cina bersama-sama berharap akan bisa saling memperoleh keuntungan dan pengembangan hubungan mereka.[14]
E. ASEAN menyambut kerja sama dengan Cina
            Ada beberap ekonomi China secara umum merupakan factor daya tarik bagi ASEAN dalam menyambut tawaran FTA dari Cina :
ü  ASEAN memandang Cina sebagai pasar yang berpotensi dengan luas wilayah dua kali wilayah ASEAN dan penduduk 1,3 miliyar. Daya beli di Cina yang semakin kuat dan pasarnya yang semakin terbuka membuka peluang begi ekspor ASEAN yang selama ini mengalami kesulitan karena rendahnya tingkat perdagangan intra ASEAN.
ü  Ekonomi Cina bisa lebih komplementer dengan ekonomi ASEAN di banding intra-ekonomi ASEAN sendiri. Sebenarnya, Cina sendiri memiliki system industry yang hampir lengkap. Dengan masuknya Cina dalam komunitas ekonomi global, ASEAN bisa ikut ambil bagian dalam rantai produksi Cina. Sebaliknya, pertumbuhan di Cina yang membutuhkan semakin bantak energy dan mineral bisa dipenuhi oleh Negara-negara ASEAN yang kaya akan sumber energy tersebut.
ü  ASEAN bisa memanfaatkan kebangkitan ekonomi Cina yang kekuatan ekspornya juga di imbangi kekuatan pasar domestiknya. Sekarang Cina menjadi mitra dagang yang semakin penting bagi Negara-negara di Asia. Mitra dagang utama Jepang bukan lagi Amreika tetapi Cina. Jika pada masa lalu kebangkitan ekonomi Jepang membawa serta kebangkitan ekonomi ASEAN. Sekarang hal yang sama diharapkan dari kebangkitan ekonomi Cina.
Cina merupakan pihak yang paling siap melakukannya dan ASEAN segera menyambutnya. Ada dua pertimbangan mengapa ASEAN tidak menunggu kesiapan Jepang dan Kore Selatan.
·      Sepertinya Jepang memiliki kualifikasi yang cukup untuk mempercepat kerja sama ekonomi dengan ASEAN. Walaupun ekonomi Jepang dalam situasi tidak menguntungkan dalam sepuluh tahun terakhir, tetapi sebenarnya GDP Jepang masih menduduki urutan kedua tertinggi di dunia dan beberapa industrinya masih unggul di pasar global. namun krisis 1997 semakin memperburuk kondisi ekonomi Jepang sehingga ia harus menarik investasinya di beberapa Negara Asia dan mengatasi dilemma ekonomi domestic dengan mengevaluasi mata uangnya.
·      Memang di akui Korea Selatan cukup berhasil dalam pemulihan ekonomi sejak krisis di bandingkan dengan Negara lain. Bahkan secara bertahap Korea Selatan berusaha mengatasi persoalan dalam struktur ekonomi. System perbankan dan korupsi.
Dalam konteks ACFTA, pertanyaan penting yang belum bisa segera di bajab adalah apakah komplementaritas akan mengungguli kompetisi di antaranya keduanya. Salah satu tujuan utama membentuk kompetisi di antara keduanya. Untuk sementara, paling tidak kita bisa melihat arah perkembangan perdagangan antara ASEAN dan selama ini sebagai indikasi kepentingan FTA. [15]
            Pada kenyataannya, diplomasi Cina pada masa reformasi berhasil membangun hubungan baik dengan Asia Tenggara. Negara-negara di kawasan regionalpun semakin menerima kehadiran Cina. Di tambah lagi keberadaan Cina dalam arena global yang dengan cepat bisa bertahan dalam lingkungan yang semakin banyak tantangannya.
            Dalam diterapkannya ACFTA sebagai bagian integral dari hubungan ekonomi ASEAN-Cina ke depan. Pertanyaan berikut adalah keuntungan apa yang akan diperoleh dari inisiatif ini. Bagaimana ASEAN akan menghadapi dominasi Cina di bidang ekonomi mengingar Cina memiliki populasi, GDP, dan angka perdagangan yang tinggi? FTA ini akan menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia dalam konteks jumlah penduduk dan mencangkup Negara-negara berkembang yang tingkat pembangunannya masih beragam. Pada prinsipnya dalam suatu FTA, penghapusan hambatan tariff bisa memperluas perdagangan karena biaya akan turun dan efisiensi ekonomi meningkat.       
F. Hubungan yang saling menguntungkan.
            Sejak krisis ekonomi melanda Asia tahun 1997, Negara-negara ASEAN berusaha keluar dari krisis dengan melakukan upaya pemulihan ekonomi domestic masing-masing dan memperkuat integrasi ekonomi rwgional. Upaya integrasi ASEAN ke dalam sulit dijalankan karena beban yang masih di tanggung masing-masing Negara akibat krisis sehingga diperlukan kekuatan pendorong dari luar ASEAN. Dari aspek ekonomi, berbagai factor keterbatasan tersebut menunjukkan bahwa Negara-negara ASEAN maupun ASEAN sebagai satuentitas tidak mampu menjadi pendorong untuk memulihkan keuatan ekonomi regional. Oleh karena itu, ASEAN harus berintegrasi dengan kawasan yang lebih luas dan kuat akan ekonominya, yaitu Asia Timur. Dalam hal ini, Cina yang aktif mendekati ASEAN dan menawarkan FTA lebh dahulu, baru kemudian Jepang dan Korea Selatan.
            Kondisi dalam negeri Cina mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu. Pada saat krisis moneter terjadi di Asia, kondisi Cina sarat dengan korupsi dan kapitalisme perkoncoan, tetapi tidak terseret ke dalam krisis. Pada saat Negara Asia lain dipaksa menaikkan suku bunga dalam situasi krisis, cina tetap bisa bebas menurunkan suku bunganya tanpa harus cemas mata uangnya akan terdevaluasi karena Negara ini merupakan system nilai tulkar tetap (fixed). Sampai saat ini sustainability dari proses reformasi ekonomi Cina tampak berjalan dengan lancar dan cukup berhasil. Yang menarik adalah proses reformasi ekonomi Cina dapat dilaksanakan tanpa mengubah system politiknya. Setelah Negara ini lebih terbuka, investasi berdatangan dari seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan seperti Oracle, Microsoft, IBM, iIntel mendirikan pusat-pusat riset di Cina dengan menggunakan teknisi Cina untuk pengembangan produk jangka panjang. Dalam bidang teknologi tidak dapat di pungkiri bahwa Cina tergolong lebih maju dibandingkan dengan Negara Asia lainnya.
Masalah persaingan dalam menarik modal merupakan kecemasan bagi Negara-negara ASEAN karena daya tarik Cina jelas jauh lebih kuat bagi investor asing. Kekhawatiran in mendapat tanggapan positif dari Cina dengan menawarkan wilayah perdagangan bebas (Free Trade zone) antara Cina-ASEAN. Pada akhirnya ASEAN-Cina menyepakati rencana perdagangan bebas dalam sepuluh tahun mendatang, kesepakatan itu berlangsung di Brunei Darussalam pada akir tahun 2001. Kesepakatan tersebut kemudian dilanjutkan ke pertemuan ASEAN-Cina di Nusa Dua Bali pada bulan Oktober 2003. Kesepakatan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis untuk Perdamaian dan kemakmuran (Declaration on Strategic Partnership for Peace and Prosperity) oleh Perdana Menteri Cina Wen Jiabao dengan sepuluh Negara anggota ASEAN.[16]
            dalam bidang ekonomi, keduannya akan memperkuat pasar dan jaminan momentum pertumbuhan yang berjalan pesat pada hubungan ekonomi dan perdagangan ASEAN-Cina. Selanjutnya, ASEAN-Cina Free Area Zone menjadi tulang punggung kerja sama keduanya menuju tahun 2010 yang kerja samanya disepakati di Vientianne, Laos pada tahun 2004. Namun di tengah semua keunggulan Cina, tentunya masih banyak pula kekurangan yang dimilikinya sehingga masih ada peluang yang perlu kita tangkap supaya kerja sama ini berimbang dan tidak didominasi Cina. Ide pembentukan kawasan perdagangan bebas ASEAN-Cins pertama kali muncul dalam pertemuan informasi ASEAN+3 di Singapura pada tahun 2000.
Pada waktu itu pemimpin Negara-negara ASEAN merasa khawatir akan dampak masuknya Cina ke dalam WTO. Mereka berpikir bahwa Cina akan semakin kompetitif dalam menarik investasi asing dan ASEAN harus bersaing lebih ketat dengan Cina dalam merebut pasar ekspor. Oleh karena itu,kekhawatiranini secara khusus di lontarkan kepada Perdana Menteri Zhu Rongji masuknya Cina ke dalam WTO.[17] Pertumbuhan ekonomi Cina yang pesat secara berkelanjutan mengharuskan Cina memastikan bisa memperoleh cukup pasokan energy dan bahan mentah. Dalam hal ini, Negara-negara ASEAN yang kaya sumber alam dipandang sebagai pemasok yang penting.
            ASEAN dan Cina sama-sama menghadapi tekanan dari semakin luas dan dalamnya integrasi ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika dari waktu ke waktu, anggot Uni Eropa semakin bertambah dan diperkirakan integrasi ekonominya akan semakin kuat. Demikian pula dengan Amerika yang bertelad memperluas integrasi daratan Amerika Utara dan Selatan dengan menggunakan NAFTA sebagai landasan. Di samping motivasi ekonomi, dalam hal membangun kerjasama lebih kuat dengan ASEAN, strategi Cina juga mencakup pertimbangan politik dan keamanan. Menyadari masih banyaknya Negara tetangga yang curiga atas kebangkitan Cina dan pasang-surutnya hubungan Cina-Amerika, pemimpin Cina berusaha melancarkan kebijakan memelihara hubungan bertetangga dengan baik dan ramah.
Bagaimanapun kuat Cina, strategi yang agresif tidak akan menguntungkannya, karena justru akan menjauhkan Cina dari para tetangganya. Oleh karena itu, Cina melancarkan strategi perdamaian terhadap Negara-negara di kawasan sehingga Cina bisa menikmati terciptanya lingkungan strategi regional yang aman. Cina dengan kekuatan manufakturnya ingin memperluas pasar ekspornya untuk mengurangi resiko tersebut dan ASEAN menjadi pasar yang semakin penting bagi ekspor Cina. Pada tahun 1993, Cina menduduki urutan kelima dalam impor ASEAN dengan mengambil 1,9% dari total impor ASEAN. Tahun 2000 Cina sudah mengambil 5,2% bagian dari impor ASEAN dan menduduki urutan keempat.[18] Neraca perdagangan ASEAN-Cina sampai tahun 2009 telah mengalami peningkatan.[19]
            Cina dan ASEAN menciptakan “the world’s biggest free trade area” pada tanggal 1 Januari 2010 dengan total GDP keduanya sebesar US$ 6,6 triliun. Perdagangan intraregional di kawasan meningkat 20% pertahun. Perdagangan ASEAN-Cina dengan Negara-negara lain di dunia sudah mencapai US$ 4,3 triliun atau sama dengan 13% dari perdagangan Dunia. Cina telah melampaui Amerika menjadi mitra dagang ketiga terbesar ASEAN.





KESIMPULAN

ASEAN dan Cina telah masuk dalam system perdagangan dunia sehingga tidak ada satu Negara atau kawasan pun yang bisa secara bebas menentukan ekonomi seperti apa yang diinginkannya. Pada saat ASEAN dan Cina memulai pembicaraan tentang rencana membentuk kawasan perdagangan bebas mereka menyadari betul bahwa mereka harus menghadapi system global sehingga baik ASEAN maupun Cina tidak bisa mengontrol sepenuhnya. Kemajuan teknomlogi yang pesat juga bisa menilbulkan tekanan dalam tata nilai di tiap kawasan yang kemudian menjadi tantangan bagi stabilitas social. Tantangan ACFTA adalah homogenitas produk ekspor, rasionalisasi industry dan perusahaan penyesuaian bagi usaha kecil dan menengah, serta kemungkinan pengalihan perdagangan, biaya ekonomi dan hilangnya pendapatan dari tarif bea masuk.
Dalam menghadapi persaingan dari Cina, tetap saja Cina tidak bisa dilawan karena harga barang-barangnya sangat rendah. Semua Negara di dunia sudah kewalahan menghadapi persaingan dari Cina. Pertanyaan penting adalah apakah dominasi produk Cina sifatnya jangka pendek atau jangka panjang. Kemungkinan dominasi produk masih akan berlangsung cukup lama dalam jangka panjang, Negara-negara anggota ASEAN baru bisa memetik keuntungan dari FTA ini, tetapi sementara itu sudah banyak perusahaan dalam negeri yang bangkrut.



DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Developing ASEAN-China Relations: Realities and Prospect, A Brief Report on the ASEAN-Cina Forum, ISEAS, Singapore, 2004.
Forging Closer ASEAN-China Economic Relations in the Twenty-First Century, a report submitted by the ASEAN-China Expert Group on Economic Cooperation, October 2011.
Kajian Ekonomi Regional Jakarta, Triwulan IV, Kemendag, 2009.
Supachai, Panitchpakdi and Mark L. Clifford, “Cina and the WTO”, John Wiley & sons, Singapore, 2002.
Swee-Hock, Saw. “An Overview of ASEAN-Cina Relations”, ISEAS, Singapore, 2005.
Stiglitz, Joseph. Making Globalization Work, Penguin Allen Laane, London, UK, 2006.
Wu, Jinglian. Understanding and Interpreting Chinese Economic Reform, Textere Publisher, Singapore, 2005.
Juwono, Sudarsono. “State of the Art The International Relations” MengkajiUlang Teori Hubungan Internasional dalam Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan. Jakarta, 1996.
Sumber Internet :
http://www.kemalstamboel.com/blog-manajemen/china-asean-free-trade-area-peluang-dalam-menghadapi-tantangan.html
Surat Kabar :
Kompas Online, 13 Agustus 2007
Kompas Online, 26 Agustus 2007.




[1] Sudarsono Juwono, “State of the Art The International Relations” MengkajiUlang Teori Hubungan Internasional dalam Perkembangan Studi HubunganInternasional dan Tantangan Masa Depan. Pustaka Jaya: Jakarta, 1996. Hal.43
[2] http://www.academia.edu/9555977/Definisi_Teori-Teori_dalam_Hubungan_Internasional di akses pada tanggal 10  Januari 2016. Pukul 11.30 Wib.
[3] https://teorihubunganinternasional.wordpress.com/teori-kerjasama/ di akses pada tanggal 10 Januari 2016, pukul 11.36 Wib.
[4] Developing ASEAN-China Relations: Realities and Prospects, A Brief Report on the ASEAN-China Forum, ISEAS, Singapore, 2004, hlm. 26.
[5] Ibid.,hlm.27.
[6] Forging Closer ASEAN-Cina Economic Relations in the Twenty-First Century, a report submitted by the ASEAN-China Expert Group on Economic Cooperation, October 2001, hlm.31.
[7] http://www.kemalstamboel.com/blog-manajemen/china-asean-free-trade-area-peluang-dalam-menghadapi-tantangan.html di akses pada tanggal 7 Januari 2016 pukul. 17.00 wib
[9] John Wong,”China’s Economy in Search of New Develompent Srategies, dalam Saw Swee Hock, ASEAN-China Economic Relations. ISEAS, Singapore,2007.hal.13.
[10] Jinglian Wu, Understanding and Interpreting Chinese Economic Reform, Textere Publisher, Singapore. 2005.hal.307.
[11] Joseph Stiglitz, ‘Liberalisasi Modal Bukan Solusi’, Kompas Online, 13 Agustus 2007, hal. 1 dan 15.
[12]  Kompas Online, (26 Agustus 2007), Loc. Cit
[13] Forging Closer ASEAN-China Economic Relations in the Twenty-First Century, Op. Cit., hlm.5-7
[14] Ibid,hlm.227
[15]  Ong Keng Yong, “comprehensive Integration Towards The ASEAN Community”. Pidato Sekjen ASEAN pada APEC Ministerial Meeting, Santiago, 18 November 2004.
[16] Saw Swee-Hock, “An Overview of ASEAN-China Relations”, ISEAS, Singapore,2005,hlm.1-30.
[17] Panitchpakdi Supachai & Mark L. Clifford, China and the WTO,  John Wiley & Sons, Singapore, 2002, hlm.25
[18] ASEAN Statistical Yearbook 2001.
[19] Kajian Ekonomi Regional Jakarta, Triwulan IV, Kemendag, 2009